Thursday, January 29, 2015

Cerita Perjalanan Umroh (Bagian 2)

Assalamu'alaikum

Nah ini beberapa episode drama lanjutan dari pengalaman saya dan teman-teman selama umroh. Sebenernya masih banyak drama yang bisa diceritakan. Tapi cukup menjadi kenangan kami saja (padahal sudah pegel nulis). ^^ 

Selamat membaca tulisan saya yang gak jelas.


lampu neon hijau dalam perjalanan sai bukit safa - marwah
makkah royal clock tower
Drama Episode 6 (Makan Lagi, Lagi dan Lagi)
Perjalanan dari Bangkok ke Jeddah dan transit di Mumbai yang makan waktu kurang lebih 4 jam membuat kami disuguhi makan. Makan malamnya itu kayaknya sih kari ayam, dengan bumbu warna hijau kental lembek lembek *ihyeuck menyelimuti potongan ayam dan nasi. Dari rupanya sih agak-agak gimana gitu ya dan ternyata rasanya gak jauh beda dari rupanya, rada aneh sih tapi kalau saya, habis aja tuh. Beberapa teman mengaku tidak menyentuhnya sama sekali karena melihat dan mencium aromanya saja sudah illfeel. Selain itu juga disuguhi yogurt. Saya sudah membayangkan yoghurt macam heavenlybl*sh, begitu saya coba OMG gak enak. Ternyata kata teman saya seharusnya dikonsumsi dengan tambahan gula pasir yang sudah disediakan dan rasanya not bad, tasty, enak. Sesampainya di Mumbai, selama perjalanan ke Jeddah yang juga memakan waktu kurang lebih 4 jam ternyata dapet makan lagi dengan menu yang hampir mirip. Temen-temen saya banyak yang gak makan lagi akhirnya. Saya? gak habis sih tapi saya coba dan saya makan separuhnya. Begitu sampai di Jeddah, bertemu dengan operatornya ternyata dapat makan malam lagi dengan menu Indonesia, ayam bakar dilengkapi sambal. Teman-teman makan dengan lahap, saya? kekenyangan. Begitu tiba di Madinah sudah pagi dan jadwalnya makan pagi. Ya ampuuun kenapa makan lagi, perasaan barusan sudah makan, kok makan lagi siiih.  

Drama Episode 7 (Galau Pilih Antrian)
Sesampainya di Jeddah, tiba waktunya pengecekan imigrasi. Kami yang wanita pun mengatur diri berbaris di belakang “ceritanya umroh” kami. Meski sudah hampir tengah malam ternyata masih ramai banget barisan orang mengantri masuk imigrasi. Awalnya kami berdiri di katakanlah counter imigrasi A, setelah menunggu lama kok barisan gak maju-maju dan melihat barisan di counter B maju, kami pun pindah. Ngobrol sana sini, bercanda haha hihi sambil menyadari kok barisan ini gak maju-maju juga ya seperti barisan sebelumnya. Akhirnya kami pun pindah counter lagi. Hore-nya barisan ini maju sedikit demi sedikit sampai kami pun hampir berada di barisan depan. Sambil merhatiin petugas bandara yang bukannya pada kerja malah main HP, ngobrol, gak lihat apa antrian masih panjang di belakang. Kemudian, terdengar pengumuman yang akhwat diminta pindah ke counter khusus akhwat. Bermodal pengetahuan gak boleh jauh dari mahrom dan gak mau menyia-nyiakan antrian yang hampir di depan counter imigrasi, rombongan kami yang wanita enggan beranjak. Sampai akhirnya ada yang menyerah pindah counter dan gak berapa lama ngajak rombongan wanita yang lain untuk pindah. Ternyata beneran gak pakai antri dan pemeriksaan imigrasinya pun cepat. Ya ampun kenapa gak dari tadi gini aja sih.   

Drama Episode 8 (Mengejar Raudoh)
Malam pertama menginap di Madinah, ada kehebohan di grup kami. Lima peserta wanita sampai jam 9.30 malam dilaporkan belum pulang ke hotel, termasuk saya di dalamnya. Jadi begini ceritanya, karena mendengar cerita sukses teman lain yang skip makan siang karena mengejar Raudoh selesai zuhur, akhirnya saya dan 5 orang peserta wanita lain memutuskan skip makan malam dan mengejar Raudoh di pintu Usman bin Affan, pintu 26. Namun apa yang terjadi sesudah itu?

Ada satu orang yang sedang tidak solat, karena ramai orang ke Raudoh akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke hotel sendiri, khawatir yang lain sudah lebih dulu pulang dan mencarinya. Lima orang lainnya tetap mencoba masuk ke Raudoh, tapi kami terpisah. Saya dan Firli masih bersama sampai keluar dari raudoh. Sedangkan Uni Ola, Mama Uni Ola dan ibu Hamimah awalnya bersama.

Setelah masuk di raudoh, karena saya meninggalkan tas, kemudian saya dan firli mencari tas gendong saya yang memang sejak awal saya tinggal karena saya pikir berat dan merepotkan jika berdesakan di raudoh. Dan kami tidak menemukan tas yang saya tinggal, padahal saya yakin sekali meninggalkannya dekat rak quran. Karena panik dan kebingungan saya pun terpisah dengan Firli untuk mencari tas. Lama saya mencari, tanya sana sini bahkan melaporkan ke bagian kehilangan sampai solat hajat minta ditemukan dengan tas. Tapi gak ketemu juga.

Saya sudah mau nangis sambil mengingat ya Allah bikin dosa apa saya selama ini sampai kejadian kayak begini. Bayangin aja, tas dengan dompet bekal selama umroh dan yang saya ingat ada paspor (padahal kan paspor dikumpulin di operator sejak tiba di Jeddah), ada tiket pulang juga, masak di hari pertama sudah hilang. Saya bahkan sampai tanya petugas yang orang Indonesia, apa masih bisa pulang ke Indonesia dengan kondisi begini. Petugasnya yang kayaknya kasian ngeliatin saya, ikut menemani mencari tas dan melapor di tempat kehilangan sambil menasihati “Jangan bawa barang penting ke masjid, meski di masjid orang jahat tetap ada”.

Sambil pasrah dan akhirnya bertemu dengan Uni Ola dan mamanya, kami pun berjalan lunglai karena saya kehilangan tas, sedang Uni Ola kehilangan jejak ibu Hamimah yang seharusnya bersamanya. Saat di pintu gerbang keluar masjid, kami tak menyangka bertemu teman-teman yang ternyata duduk khawatir mencari keberadaan kami. Dan diberi pengertian, bahwa kita harusnya sesuai itinerary yang dirancang di awal karena jadwal ke Raudoh itu besok bukan hari ini.

Tas saya ada di Firli, teman yang awalnya bersama saya. Kami jadi tidak enak karena membuat yang lain khawatir sampai harus menunggu dan menjemput kami. Pencarian belum selesai karena Ibu hamimah belum bersama kami, akhirnya Uni Ola dan Moa balik lagi ke pintu 26 yang jaraknya lumayan jauh untuk mencari ibu Hamimah. Sedangkan yang lainnya tetap menunggu di dekat pintu gerbang jaga-jaga siapa tahu ibu Hamimah lewat dan ada juga yang mencoba melaporkan kehilangan orang pada petugas.

Tak lama, Uni Ola-Ibu Hamimah-Moa pun muncul. Mereka bertemu Ibu Hamimah di tangga dekat pintu Usman bin Affan karena di tempat itulah sejak awal kita tentukan untuk tempat bertemu jika terpisah dan akan kembali ke hotel bersama-sama. Akhirnya kami berkumpul dan pulang ke hotel bersama-sama.

Drama Episode 9 (Makan Malam Kami Mana?)
Siang itu kami mengobrol tentang informasi yang didapat dari Mutowwif kami bahwa banyak pekerja di Mekkah asal Indonesia yang tidak memiliki visa bekerja tapi hanya visa umroh. Jadi mereka bisa dibilang ilegal bekerja di Mekkah. Ada juga istilah haji sendal jepit, yaitu orang dengan visa umroh tapi mereka menunggu sampai tiba bulan haji dengan bekerja di Mekkah kemudian saat bulan haji mereka melaksanakan ibadah haji. Dan saat ingin pulang mereka tinggal di terowongan, sampai akhirnya kena razia polisi dan mereka dideportasi sehingga bisa pulang ke Indonesia.

Ketika waktu makan malam tiba, tidak seperti biasanya makanan belum terhidang di meja. Bapak petugas catering yang biasanya ramah mempersilahkan kami makan juga tidak ada. Ternyata menurut petugas catering lain yang baru saja menerima kabar, bapak itu terkena razia polisi karena visanya bukan untuk bekerja saat akan mengambil makan malam. Ya ampun, mendengar cerita itu kami kaget bukan kepalang. Selain kaget karena mempertanyakan nasib makan malam kami, kami juga kaget karena siangnya baru saja ngobrol tentang deportasi.

Keesokan paginya saat sarapan, betapa terkejutnya kami saat melihat bapak petugas catering sedang sibuk menyiapkan meja makan. “Laaah, bapak ko ada di sini. Kabarnya dideportasi?”, sahut kami. Bapaknya hanya senyum-senyum manis. Saya sih tak dengar ceritanya langsung dari bapaknya, tapi kata teman-teman “Bayar denda 2500 real”. Masya Allah banyak bener yaaa.  

Drama Episode 10 (Kisah Kasih Hajar Aswad)
Ini adalah kisah dari pengalaman saya dan teman-teman mencoba mencium Hajar Aswad. Teman saya ada yang sampai diangkat ke tempat askar berdiri di samping Hajar Aswad untuk ditolong keluar dari keramaian. Ada pula yang kacamatanya lenyap dan menyisakan gagang yang masih menempel di balik jilbab. Jahitan tas putus, jangan ditanya hampir semua mengalaminya. Ada yang digetok halus sama penjaga bersorban diminta untuk gak mencium Hajar Aswad karena tidak aman bagi jamaah perempuan. Bahkan ada teman saya yang gak tahu apa-apa tentang keberadaan calo di sekitar kabah yang membantu untuk mencium Hajar Aswad, akhirnya dibantu dan dimintai bayaran. Ada yang mencoba sendirian, ada juga yang mencoba bersama-sama tapi akhirnya terpisah juga. Ada pula yang Hajar Aswad sudah di depan mata tapi tak kesampaian. Ada yang ikut masuk rombongan lain. Ada yang mencoba berkali-kali dan berhasil dan yang lebih banyak lagi yang sudah berhasil enggan berusaha lagi karena kapok. Bukan apa-apa, ramai banget yang berusaha mencium Hajar Aswad. Kebanyakan laki-laki, dengan fisik berbadan besar dan gak mau kalah meski ada jamaah perempuan.


Monday, January 26, 2015

The Return of Superman

Sumber: Google
Berawal dari sering terpapar baca postingan tentang reality show dari akun tumblr favorit saya isnidalimunthe, saya pun mencari tahu apaan sih The Return Of Superman terutama si triplet, anak kembar tiga. Setelah lihat cuplikan youtubenya di akun resmi KBS, saya jatuh hati. Saya pun makin penasaran karena bukan cuma ada triplet Daehan MinKook Manse yang artinya Long Live Republic of Korea yang menggemaskan tapi ada kembar dua Lee Seo Eon dan Lee Seo Jun yang lucu juga ada Lee Haru anak perempuan cantik penyuka ikan, Choo Sa Rang yang suka makan, kakak adik tampan Junu dan Junseo, Yakkung yang penuh semangat bahkan pasangan calon ayah ibu dari bayi KkomKkom.

Reality show ini memperlihatkan bagaimana para artis Korea yang saat ini sudah menjadi ayah ketika ditinggal istrinya selama 48 jam dan menghabiskan waktu bersama anak-anaknya. Seperti yang kita tahu, bahwa anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama ibunya dan lebih dekat dengan ibunya. Di reality show ini memberi tantangan pada para ayah untuk tidak hanya bermain, memberi makan, memasak, mengajarkan sesuatu tapi juga menyelesaikan tantangan yang diberikan ibunya. Ternyata di Korea sana, berkat acara ini terjadi perubahan kebiasaan dalam pengasuhan anak sehingga pada akhir pekan banyak ditemui para ayah yang menjaga anak-anaknya. Wow banget ya. Tuh kaaan, para bintang di layar kaca memang bisa dengan mudah memberi pengaruh besar pada pemirsanya. Maka kepada para bintang layar kaca di luar sana *kaya ada yang baca aja, semoga bisa memberi pengaruh yang baik pada kami yang menonton ya. Semangat.

Kenapa bagi saya menonton ini perlu? Bukan cuma sekedar reality show yang memanjakan mata untuk hiburan melepas penat saja, tapi menurut saya ada nilai-nilai edukasi di dalamnya. Satu di antaranya adalah bagaimana mendisiplinkan anak ketika mereka tidak patuh. Saya waktu itu lihat episode triplet yang berantem, sama ayahnya Song Il Kook, aktor kenamaan Korea ini membawa satu anaknya yang bersalah kemudian diminta berdiri dan mendengarkan penjelasannya. Di mana sang ayah memposisikan dirinya setara dengan anaknya sambil menatap matanya langsung.

Di reality show ini juga menunjukkan kalau ada saja perbedaan dalam mendidik anak antara si ayah dan ibunya. Maka sebagai orangtua harus pintar menentukan yang terbaik untuk anaknya tidak hanya berdebat saja. Di salah satu episodenya, Sarang itu anak tunggal yang sangat dimanja oleh ayahnya. Segala apa yang diminta diberikan oleh Ayahnya, atlet petarung Jepang asli Korea Choo Sung Hoon. Tapi ibunya menganggap ayahnya terlalu memanjakan Sarang sehingga dia tidak disiplin.

Hubungan kakak – adik yang seringkali menimbulkan pertengkaran dan kecemburuan juga ditunjukkan di episode awal Return of Superman. Jang brother, Junseo si adik sering merasa cemburu karena kakaknya memiliki semuanya, tampan, pintar dan bisa segala hal. Sedangkan Junu, si kakak juga merasa kalau perhatian ayah-ibunya hanya pada adiknya padahal dia juga masih anak-anak.  Lalu bagaimana cara aktor Korea Hyeonseong ayah Jang brothers menyikapi kejadian ini. Dalam satu episodenya dia memberi permainan bertukar peran pada dua putranya sehingga mereka mengetahui dari sudut pandang lain saat berperan menjadi orang lain.

Melihat Lee Haru di reality show ini juga memberi pelajaran bagaimana menyikapi anak perempuan yang ternyata dengan teman sebayanya bersikap malu-malu tapi sangat nyaman saat bersama orang yang lebih tua karena terbiasa bersama mereka. Saya pun melihat bagaimana usaha rapper Korea Tablo, ayah Lee Haru untuk selalu bersama anaknya untuk memiliki kenangan indah meski awalnya anaknya lebih memilih bersama ibunya.

Kembar Lee Seo Eon dan Lee Seo Jun juga mengajarkan meski tidak bersama ibunya mereka masih bisa senang dan nyaman bermain bersama ayahnya. Di salah satu episode saat si kembar melakukan tes perkembangan, hasilnya menunjukkan bahwa Lee Seo Jun si adik yang selama ini tidak terlalu rewel sehingga oleh ayahnya komedian Korea Lee Hwijae tidak sering digendong, sebenarnya butuh diperhatikan dan digendong oleh ayahnya juga.  Jika tidak, dia lama kelamaan akan tidak masalah jika tidak ada ayahnya.

Salah satu potongan episode yang bikin saya jatuh hati pada reality show ini


Cerita Perjalanan Bangkok

Assalamu’alaikum

Ini cerita perjalanan saya dan teman jalan-jalan di Bangkok, meski sebentar cukup menyenangkan. Bikin pengen balik lagi, semoga Allah beri rejeki yaa.

Khaosan Road
Kawasan ini adalah salah satu destinasi juga yang biasanya didatangi wisatawan karena pusat menginapnya backpacker dari seluruh dunia. Banyak pedagang yang menjual oleh-oleh tak lupa jajanan khas Thailand seperti buah-buah segar, coconut ice cream, banana pancake, padthai, makanan ngeri kaya sate kalajengking dkk. Dan jika malam tiba, kawasan ini berubah menjadi kawasan pesta bagi para bule ya minum, nari n nyanyi. *Wah wah wah.



Asiatique
Menurut cerita teman yang sudah ke Bangkok, tempat wisata ini adalah tempat wisata yang wajib dikunjungi jika ke Bangkok. Bianglala, tempat makan *gatau sih kehalalannya, toko suvenir lucu, gembok cinta, patung dan banyak spot  foto OK di dalamnya. Seru banget, ditambah perjalanan dari tempat menginap di Khaosan road yang cukup jauh ke Asiatique ya jalan kaki, ya naik perahu, ya naik BTS, mampir di MBK untuk solat maghrib,  terus jalan kaki lagi, terus naik perahu gratis yang disediakan menuju Asiatique.

Datang ke Asiatique lebih bagus begitu jam buka sekitar jam 4 sore, kemudian keliling sampai malam hari ketika lampu-lampunya dinyalakan. Jika datang sore hari, masih bisa foto saat langit masih biru dan menyaksikan sungai yang sebenernya gak bersih-bersih amat sih tapi pemerintah Thailand sangat memperhatikannya karena perahu adalah salah satu alat transportasi di kota Bangkok.

Di sini ada toko oleh-oleh murah yang pedagangnya lancar berbahasa Indonesia karena katanya, “pelanggannya banyak orang Indonesia dan beli banyak barang”. Haa. Yah kebiasaan kebanyakan orang Indoensia kan kalau pergi pasti beli oleh-oleh untuk tetangga, saudara, kalau perlu orang lewat *saking baiknya. :D. Saya lupa nama tokonya tapi deket toko ayam goreng terkenal K*C dan gak begitu jauh dari pintu tapi arah darat *kalau saya kan dari sungai tuh.



Grand Palace
Dari Khaosan road, untuk menuju Grand Palace hanya tinggal jalan kaki saja tapi lumayan jauuuh ya manceman. Tapi gak apa apa namanya juga jalan-jalan. Kami gak sampai masuk sih, bayarnya lumayan mahal soalnya 500 baht *irit. Karena pelataran luarnya dibuka ya kami foto-foto di luarnya aja sudah cukup senang. Beberapa gedungnya ada yang seperti di kota lama Jakarta, berjendela tinggi dan bercat putih.

Sebelum masuk ke lokasi ini, di pintu masuk pertama yang kami datangi tidak diizinkan masuk oleh penjaganya karena katanya sedang ibadah. Tapi karena penasaran, maka saya dan teman tetap menyusuri tembok tinggi yang mengelilingi mencari pintu masuk lain. Ternyata boleh masuk dan ramai turis asing yang masuk. Kami pun ikut masuk.

Setelah puas narsis di pelataran Grand Palace, kami pun menyeberang dan istirahat di tempat macam alun-alun berpadang rumput yang cukup luas. *aksi foto-foto pun terulang lagi. Selain adem karena banyak pohon dan berumput hijau sepanjang mata memandang, jadi bikin kami bisa duduk tenang sambil mengobrol dan menikmati cemilan bekal perjalanan.





Wat Arun
Wisata ke Bangkok yang juga terkenal dengan seribu pagodanya ini memang sudah seperti wisata religi. Karena kami kan mengunjungi tempat ibadah umat Buddha. Salah satu yang kami kunjungi adalah Wat Arun. Selesai dari Grand Palace berjalan menyusuri temboknya maka akan kita temui semacam stasiun untuk kereta atau terminal untuk bis atau shelter untuk busway *jadi apa namanya ya. Cukup bayar 3 baht kami bisa menyeberang sungai menuju Wat Arun.

Wat Arun ini, katanya lebih bagus lagi dilihat malam hari karena dindingnya yang dihiasi seperti kaca akan tampak menyala. Dengan 50 baht kami pun berkeliling di Wat Arun. Lokasinya yang apik ditambah taman yang juga dihias dengan indah menambah kenyamanan kami berlama-lama di sana meski panas matahari menyengat.

Jangan cuma berkeliling dan mengambil gambar dari bawah saja. Coba juga sensasi naik sampai hampir ke puncaknya, curaaam banget tangganya. Mungkin kalau naik masih tak terasa ngerinya tapi saat turun, ngeri banget, jadi tipsnya sebaiknya turun menghadap tangga.




MBK (Mahboonkrong)
Nah begitu selesai berwisata di Wat Arun, kami rencananya mau k MBK, mol besar yang terkenal di Bangkok untuk solat, makan siang tom yam halal dan beli oleh-oleh. Di perjalanan kami lihat bus nomor sekian tulisannya MBK, dengan PD kami hapalin karena mau nyoba naik bis. Saat nunggu di tempat pemberhentian bis ternyata bis dengan nomor yang sama bukan ke MBK. OMG, bagaimana ini padahal sudah naik. *psst keneknya rata-rata perempuan loh. Karena satu teman kami sebelumnya pernah ke Bangkok jadi dia putuskan untuk turun di stasiun BTS saja untuk menuju MBK. Setelah naik BTS ternyata masih harus naik MRT supaya sampai di MBK, maka kami pun mencoba naik MRT.

Perut sebenarnya sudah kelaparan tapi kami harus solat dzuhur dulu. Maka kami pun muter-muter bermodalkan mengingat-ngingat tadi malam karena sudah solat maghrib di mol ini juga sebelum ke Asiatique. Di Mol ini disediakan musola loh, berasa di Indonesia ya. Setelah menunaikan kewajiban solat, kami pun langsung cari tempat makan tom yum halal dan beli oleh-oleh kaos, manisan mangga kemudian cuuus pulang ke Khaosan road. Sebenarnya dari MBK kami harus naik BTS, naik perahu dan jalan kaki menuju Khaosan road tapi karena kami diburu waktu, maka kami pun memilih naik tuk-tuk. Maka lengkaplah perjalanan hari itu menggunakan berbagai alat transportasi di Bangkok, kecuali taksi n ojek.

Cerita Perjalanan Umroh (Bagian 1)

Salaaam

Cerita perjalanan umroh saya kali ini tentang drama apa aja sih yang terjadi dari mulai persiapan sampai kembali lagi ke Jakarta yang saya ingat, maklum tidak dicatat hanya diingat-ingat jadi kalau ada salah harap maklum ya sobat.

Drama Episode 1 (Mahrom Di Mana Mencarimu?)
Awalnya dalam grup ini dihuni oleh mayoritas wanita, padahal wanita single di bawah usia 45 tahun harus punya mahrom jika ingin pergi umroh. Maka kami pun harus cari teman pria yang mau pergi umroh murah dan tidak lagi menerima peserta wanita. Syukurlah persiapan grup ini sejak awal 2014, maka masih bisa cari teman bahkan cari jodoh dan akhirnya ada satu yang menikah dan mengajak pasangannya menjadi mahrom umrohnya. Dari 20 peserta, ada 8 pria dan 12 wanita. Ada 3 peserta ibu-ibu di atas 45 tahun sehingga tidak perlu mahrom, 3 peserta wanita yang sudah ada mahromnya (suami dan saudara kandung). Jadi tinggal 6 peserta wanita yang single belum ada mahromnya. Syukurlah ada teman pria yang mengajak teman-temannya untuk umroh. Maka oleh petugas operatornya kami dibuatkan visa “ceritanya mahrom” agar tetap bisa pergi umroh. Dengan pesan dari operator selama pemeriksaan di imigrasi Jeddah peserta yang wanita tidak boleh jauh dari mahromnya serta peserta pria jangan sampai sakit karena bisa berimbas peserta wanita tidak bisa umroh juga.

Drama Episode 2 (Bangkok, Here We Come)
Beberapa bulan sebelum keberangkatan, kami yang sudah punya tiket JKT-BKK tanggal 24 Desember dikirimi email bahwa jadwal dimajukan menjadi tanggal 22 Desember. Kalau saya sih senang-senang saja berarti ada kesempatan jalan-jalan di Bangkok, hore. Allah maha baik banget ya, niatnya hanya umroh saja via Bangkok malah bisa bermalam n jalan-jalan di Bangkok. Yang agak bikin repot adalah akankah saya dan teman lain yang bekerja bisa dapat izin libur lebih lama. Bayangin aja umrohnya sendiri aja sudah 12 hari udah gitu jadwal terbang dimajuin berarti kan tambah lama izinnya. Dan berarti juga harus cari tempat penginapan n nambah bekal selama tinggal di Bangkok. Pada akhirnya sih, yang kerja dapet aja kok izinnya kan mau ibadah, ada juga yang memilih mundur dari pekerjaannya. Dan kami pun menikmati jalan-jalan di Bangkok, bonus perjalanan sebelum umroh. Hore eh alhamdulillah *versi senang soleha.


di depan istana mmm entahlah :P

Drama Episode 3 (Visa oh Visa)
Tak terasa bulan Desember tiba, maka kami pun harus melakukan pendaftaran visa umroh yang hanya bisa dilakukan dua minggu sebelum keberangkatan. Menurut operator kami, sekarang sedang peak season, selain karena musim liburan alasan lainnya adalah Desember adalah waktu baru dibukanya pendaftaran umroh setelah haji selesai jadi intinya ramai  yang akan pergi umroh. Kekhawatiran bertambah karena ada grup lain yang ternyata visanya tidak bisa keluar padahal sudah harus berangkat di awal Desember. Selain itu ada beberapa orang yang harus berangkat tanggal 20 Desember ke Bangkok tapi visa umroh belum jelas kepastiannya dapet atau nggak di tanggal 18 Desember. Hanya Allah saja yang bisa memberi pertolongan, maka kami harus perkuat doa-doa kami begitu pesan dari petugas operator yang sudah banyak membantu. Di tanggal 19 Desember dua teman kami yang memang sejak awal sibuk mengurusi perjalanan umroh kami harus menunggu dari sore sampai dini hari kepastian turunnya visa, tidak bisa menunggu besok pagi karena ada 3 orang yang harus berangkat tanggal 20 Desember jam 6 pagi. Alhamdulillah itu visa akhirnya keluar meski harus menunggu sampai jam 1 malam di kantor operator, terima kasih banyak bapak operator, semoga Allah balas kebaikannya yaaa.
            
Drama Episode 4 (Buang Saja Isi Kopermu)
Saat keberangkatan tepatnya pas check in dari Jakarta ke Bangkok di terminal 2D, kami saling membandingkan besaran koper masing-masing. Nah, koordinator grup bilang ke mamanya “Ma, kopernya berat nih. Nanti buang-buangin aja isinya” dengan maksud bercanda supaya muat bawa oleh-oleh banyak nanti. Dan eng..ing..eng.. ketika sudah sampai Jeddah, koordinator grup kehilangan kopernya loh. Muter sana sini cari koper gak ketemu juga padahal sudah minta bantuan petugas bandara. Tapi ada satu koper dengan ciri yang sama, merk dan warnanya serta ada tag tas yang nunjukin penerbangannya dari Bangkok n Mumbai juga (secara kita transit di Mumbai). Kami pun berkesimpulan ada orang yang salah mengenali kopernya dan akhirnya mengambil koper teman saya. Tapi meski kopernya gak ada di Madinah, temen saya itu tetep ngehits kok bajunya selain bisa pinjam baju ibunya tentu saja dia juga beli abaya baru. Alhamdulillah dasar rejeki anak solehah ya temen saya itu, ada SMS masuk ke HPnya mengabarkan bahwa kopernya ada di Mekkah di tempat nginep yang salah bawa koper. Jadi kopernya aman dan gak jadi hilang.


Kumpulan koper kami

Drama Episode 5 (Check In Check Out, Bagasi In and Out)
Episode ini saya yakin bakal jadi kenangan sepanjang masa buat kami yang berangkat bersama dari Jakarta menuju Bangkok pagi itu. Bermodal pesan dari teman yang sudah berangkat beberapa hari sebelumnya untuk kumpul jam 3 pagi di bandara meski pesawat jam 7 pagi baru berangkat. Karena ramai orang liburan dan maskapai singa itu rada lelet bukanya padahal seharusnya counter check in sudah buka dua jam sebelum take off. Kita sih sudah berdiri di barisan terdepan counter tapi kalau counternya belum buka, buat apaaa. Sambil asik mengobrol dan bercanda sana sini dan ketawa haha hihi akhirnya tibalah waktunya kita check in sambil mengukur berat bagasi. Empat dari 5 orang yang harus check in di antara kami sudah lolos memasukkan bagasi yang harus 15 kg atau lebih dikit gak papa lah ya. Giliran teman saya yang terakhir, ternyata berat bagasinya 21.6 kg *hapal. 

Kelebihan bagasi sekitar 6 kg ini selain bikin kaget get get yang punya koper sendiri juga bikin kaget yang lain sampai bengong n bingung harus bantu apa sudah gitu orang-orang yang antri di belakang banyak yang nyeletuk marah karena waktu mepet take off sedangkan kita adalah orang yang antri paling depan. Sambil tanya berapa harus bayar kelebihan bagasi yang per kilonya ternyata 200 rebu *We O We dan cek sana sini akhirnya teman saya buru-buru buka kopernya n ngeluarin isinya supaya itu koper 15 kg. Kalau saya inget-inget kejadian itu, saya bener-bener gak berani nengok ke belakang loh haha ngeriii dengerin celetukan penumpang yang lain. Terus ke mana 6 kg kelebihan kopernya? dishare dong ke yang lain yang pada pakai tas gendong. That’s what friends are for kan, berbagi gak cuma suka duka tapi juga isi koper yang tadinya sudah rapih sedemikian rupa.



Koper dan tag tas Ngetengmania

Friday, January 23, 2015

Tips Persiapan Umroh (bagian 2)

Salaaam

Ini adalah bagian kedua dari postingan sebelumnya, semoga postingan ini selain tentunya untuk menyimpan kenangan bagi penulisnya (saya maksudnya saya) juga bermanfaat buat pembaca yang budiman. *pakdiman, kakdiman en dekdiman :P


Kabah di kala siang hari, dari lantai 2 tempat Tawaf
Okeh cekidot tips dan informasi untuk persiapan umroh versi saya ya
  1. Saat umroh, salah satu orang dalam grup membawa gunting, karena kan ada proses tahallul
  2. Air yang ada di kran di pelataran masjid tidak semuanya air zam-zam loooh. Ada air minum biasa. Jadi baca keterangannya, kalau gak, ya tanya petugasnya
  3. Jangan lupa foto-foto sama kawanan burung. Macam di luar negeri gitu. *laaah emang di luar negeri
  4. Jangan lupa abadikan momen penting di masjid ya difoto ya direkam, maka siapkan HP yang sudah full baterainya. Etapi jangan sampai foto-fotonya ganggu waktu ibadah (misal pas lagi solat foto selfie, laaah batal itu solatnya)
  5. Kehabisan uang? Kartu ATM dengan logo Mastercard bisa ambil uang di ATM. Tapi pastikan di rekening tabungan ada uangnya ya ya ya
  6. Belum siapin real dari Indonesia atau kehabisan real karena beli banyak oleh-oleh? Tenang aja money changer tersedia di dekat masjid. Bahkan harganya lebih murah dibanding harga tukar di Indonesia.
  7. Jika sempat, fisik kuat. Keliling masjid lah. Coba solat di berbagai tempat, di dalam,  di pelataran, di pintu ini, di pintu itu. Coba juga masuk ke perpustakaan di Mekkah.
  8. Di Mekkah karena masih dalam perluasan, bisa tawaf di lantai 3 dan menyaksikan ramainya orang tawaf, persiapan solat saat orang-orang diminta menjauh dari kabah. Jadi bisa foto-foto deh *eaaa teteup
  9. Hapalkan nomor pintu masuk masjid atau nama pintunya dan patokan area yang harus dilewati untuk kembali ke hotel *yaaah siapa tau bingung apalagi hari-hari pertama, kalau udah hapal mah berasa rumah sendiri meski sendirian masih bisa balik ke hotel
  10. In case of emergency *gayak, jika terpisah padahal tadinya barengan apalagi jika pergi umroh membawa orangtua tentukan tempat janjian misal dekat pintu masjid atau bangunan toilet. Khawatir terpisah.
  11. Tidak perlu khawatir jika sudah azan ketinggalan solat jamaah, karena jarak dari azan ke iqomatnya masih lama, sekitar 30 menit kemudian. Tapi sayangnya mungkin harus solat di pelataran n empet-empetan.
  12. Maka sebaiknya persiapkan diri satu jam sebelum waktu solat, kita sudah duduk manis di dalam Masjid
  13. Jika termasuk orang yang gampang ke kamar mandi untuk BAK alias beser-an apalagi kemarin cuaca dingin padahal toilet jauh dan sudah pilih shaf paling depan. Maka harus atur minum gak banyak supaya gak sering ke kamar mandi, atau jika harus ke toilet hapalkan posisi solat supaya mudah balik lagi atau memilih solat di pelataran masjid supaya dekat ke toilet tapi yang penting berdoa ke Allah minta supaya dimudahkan dalam menjaga wudu
  14. Sapalah samping kanan kiri, siapa tahu ketemu saudara muslim baru. Meski kadang harus menggunakan bahasa isyarat atau sekedar yes or no atau cuma bilang i am from Indonesia, i can not speak arabic. Jangan lupa ajak foto *laaaah
  15. Jika seneng sama anak-anak, jangan lupa ajak ngobrol anak-anak Arab atau dari negara lain yang sudah lucu, ganteng n cantik pula :D *ya tapi jangan lupa sogokannya macam permen atau coklat. Supaya bisa foto bareng jugak
  16. Usahakan tawaf tidak mepet waktu solat wajib, karena nanti tidak bisa solat sunat tawaf dan berdoa di belakang maqam ibrahim. Sebab saf sudah terisi oleh laki-laki dan perempuan diminta untuk pindah. Selain itu khawatir tidak dapet tempat untuk solat wajib karena sudah penuh.
  17. Di Madinah, jika ingin berdoa/solat di Raudoh bagi wanita ada waktu-waktunya. Yaitu setelah duha, setelah zuhur dan setelah isya (sekitar jam 7 pagi, jam 12 siang dan jam 7 malam). Dan itu adalah waktu makan semua, itu artinya kita skip makan dari hotel. Nah sebaiknya minta tolong diambilkan makan sama teman atau beli makan di luar
  18. Jika berusaha ke Raudoh, selain ada waktu tertentu ternyata juga jamaah dibagi berdasarkan asal jamaah. Kita dari Indonesia, termasuk bangsa Melayu maka sebaiknya ikuti saja aturan main askarnya (petugas penjaga Masjid), jika masih diminta duduk menunggu giliran untuk masuk Raudoh.
  19. Jika ingin ke Raudoh karena ramai banget, usahakan jangan mendorong apalagi sampai menyakiti orang lain. Ikuti saja arus jamaah yang lain. Jika sudah dapat memastikan bahwa karpet yang diinjak adalah hijau maka solatlah, karena itu sudah termasuk Raudoh. Yang aman solat di saf paling depan atau belakang tiang. Kalau solat di tempat lalu lalang, bahaya khawatir terinjak. Jadi tetep maju atau geser ke kanan ke arah pintu keluar, ternyata ada area yang cukup untuk solat
  20. Jika ingin mencium Hajar Aswad jangan sendirian, usahakan bersama beberapa teman jadi bisa saling bantu dan memberi semangat. Juga jangan langsung menuju Hajar Aswadnya tapi sedikit-sedikit mendekat dari pintu Kabah lalu geser ke multazam kemudian geser sedikit-sedikit ikuti saja arusnya. Intinya jangan sampai menyakiti jamaah lain.
  21. Coba tawar jika beli oleh-oleh apalagi kalau jumlahnya banyak, siapa tahu aja kan bisa kurang atau dapet bonus gantungan kunci
  22. Di Mekkah ada toko yang jual barang 3 real harganya, barangnya lucu kecil imut macam saya, haa gak deng maksudnya macem gantungan kunci, tempelan kulkas, dll yang bisa jadi oleh-oleh
  23. Kalau mau beli kurma muda atau ruthab sebaiknya yang masih ada batangnya kemudian simpan di kulkas *pengalaman beli yang sudah di kotak malah kematengan jadi ga enak rasanya
  24. Belilah oleh-oleh di Madinah, karena di sana lebih murah dibanding di Mekkah lagipula toko kaki limanya (pake gerobak gitu) hampir selalu ada dan teriak "khomsa real... khomsa real" atau "murah... murah..." setiap selesai solat tidak seperti di Mekkah.
  25. Pssst. Terakhir, beli oleh-oleh kurma atau coklatnya jangan di kebun kurma, lebih mahal *aaak perhitungan. Kurma juga lebih bagus kualitasnya di Madinah dibanding di Mekkah. Jadi beli kurmanya di Madinah ajaaa :D
Semoga pembaca budiman sekalian bisa ke Mekkah-Madinah untuk beribadah di sana. :D

Tips Persiapan Umroh (Bagian 1)

Assalamu’alaikum, 

Apa kabar pemirsah? saelah kayak ada pemirsanya ajah. Okeh kali ini saya mau bagi-bagi tips persiapan umroh yang kebanyakan isinya informasi juga sih, gak papa lah ya. Alhamdulillah libur tahun baru kemarin saya dan teman teman dari Umroh Mandiri (nanti deh saya ceritain tentang umroh ini) bisa menginjakkan kaki di Mekkah dan Madinah.


Langit 5.50 di Masjid Nabawi, Madinah
Cekidot info dari saya ya, siapa tahu bermanfaat buat pemirsa :D
  1. Pilih baju yang bahannya adem, kalau bisa jangan yang bahannya tebal. Selain supaya mudah kering habis dicuci, juga ringan di koper jadi bisa bawa oleh-oleh banyak *laaah
  2. Jika ingin lebih simpel n mudah pakai bergo alias kerudung langsung. Supaya bisa cuuus langsung rapi habis wudu *Pesen dari pak ustadz, mumpung di sana pakailah yang syar’i kan di sana memang tempatnya orang berpakaian syar’i kalau perlu tambah dengan cadar. Ini awalnya saya ga PD bingit pakai bergo panjang yang sampai menutupi tangan, eh tapi ternyata malah nyaman pakai yg begitu. *wink
  3. Bawa printilan penting macam gunting kuku, gunting, lakban. Bisa juga sih pinjem ke temen tapi kan kalau kita yang minjemin, pahalanya ke kita sendiri gak sih *perhitungan
  4. Bawa obat-obatan pribadi, macam obat batuk pilek, demam, minyak kayu putih, vitamin C, obat gosok, krim penghilang pegal dll yang kita butuhkan untuk pengobatan n nambah daya tahan tubuh. Ini penting soalnya umroh itu ibadah fisik banget.
  5. Bawa tas ekstra yang bisa dibawa ke kabin, siapa tahu oleh-olehnya banyak *lagi-lagi oleh-oleh yang dipikirin
  6. Pakai sendal yang gak pasaran kalau gak ya tempat sendalnya yang warnanya mudah dikenali. Jadi supaya gak ketuker sama yang lain *ini pengalaman saya di Madinah yang pakai sepatu plastik n sendal jepit sejuta umat di dalem kresek putih masih aja loh ada yang ketuker ambil alas kaki saya. Dan plis banget, kalau kehilangan sandal jangan juga ambil sandal milik orang lain yang emang bentuknya persis sama kayak punya kita.
  7. Bawa tas kecil *biasanya sih dapet dari travel. Untuk dibawa ke masjid yang muat diisi alquran, alat solat (kaos kaki, sarung tangan atau mukena), buku doa dll (ya identitas diri, dompet, tasbih, cemilan, HP, tempat minum)
  8. Cek jadwal datang bulan, kalau ternyata jadwal umroh sama dengan jadwal haid maka sebaiknya konsultasikan ke dokter kandungan (datanglah saat haid satu bulan sebelum keberangkatan). Kalau saya disaranin Pil KB merk Yaz sama dokter kandungannya. Diminum dua minggu sebelum keberangkatan. Ada juga merk Primolut N yang di beberapa apotik bisa dibeli tanpa resep. Kalau jadwal haidnya jauh ya gak usah minum pil KB. Tapi ada juga temen yang "ya udah se-dikasihnya Allah aja", kalau di sana haid ya berarti gak solat yang penting sudah umroh.
  9. Persiapan fisik sebelum umroh juga jangan dilupain, macam olahraga ringan karena di sana kita bakal jalan jauh, panjang, lama dan seriiing
  10. Yang paling penting juga persiapan ilmu, pas manasik dengerin baik-baik ustadznya jelasin apa. Baca buku tentang umroh, kalau bisa hapalin doanya *hix yang saya hapal cuma doa mau minum zam-zam.
  11. Kalau koper kita warna hitam yang sama kaya semua orang n gak semudah dikenali macam koper warna ijo stabilo atau motif macan, maka beri identitas pakai pita atau gantungan yang ada bunyinya, lebih aman lagi pakai sarung koper atau di plastik-in atau di tali rafia-in
  12. Jika tak sempet daftar paket umroh untuk HP, bisa juga beli kartu SIM Arab atau manfaatin wifi hotel *yang yaah apa adanya. Tapi yang penting ada bekel pulsa untuk kabar-kabaran sama orang rumah atau temen satu grup
  13. Pesen pak ustadz, jangan bangga dibilang cantik bahkan sampai diajak nikah sama pedagang Arab yang memang fasih berbahasa Indonesia karena sebenarnya itu termasuk pelecehan.
  14. Usahakan shaum sunnah, mengkhatamkan alquran pas di sana *ini gak saya lakukan juga sih, gak kuat. Dasar lemah T.T.
  15. Pesen orang-orang sih perbanyak zikir (alma’tsurat dibaca pagi petang), solat sunnah, solawat, kurangi bercanda, ngerasani orang (ini bahasa indonesianya apa ya, hmm ituloh ngomongin orang meski cuma dalam hati), sombong (PD keliling masjid berduaan gak gabung grup taunya gak bisa balik *pengalaman ketemu ibu-ibu bingung gak bisa balik ke hotelnya)
  16. Sebagai perempuan, kalau pergi ke mana-mana usahakan jangan sendirian kecuali terpaksa misal terpisah n gak ketemu yang lain dan kalau sudah hapal, ya pulang sendiri deh nasib nasib
  17. Sebagai perempuan yang tidak hanya memperhatikan kecantikan dari dalam *saelaaah, maka jangan lupa pakai n siapkan di dalam tas benda-benda seperti sunscreen, handbody, pelembab bibir. Meski dingin, matahari tetap menyengat
  18. Siapkan sajadah kecil atau sorban karena gak semua tempat ada sajadahnya apalagi kalau kebagian solat di pelataran, bukan apa-apa friend, lantainya dingiiin
  19. Setiap selesai solat wajib ada solat mayyit, maka pelajari cara solat mayyit ya manceman
  20. Di masjid gak ada kotak amal, maka kita bisa beramal ke tukang bersih-bersih masjid/ toilet atau bisa juga wakaf quran Madinah, wakaf tempat duduk lipat juga bisa. Ada juga yang sedekah dengan bagi-bagi kurma, permen atau cemilan ke jamaah lain
  21. Jika mau wakaf quran Madinah, sebaiknya beli di toko jangan di kaki lima. Soalnya kalau di toko pakai dicap (terus kenapa gituh? Jadi resmi gitu laaah). Di Madinah harga qurannya 40 real, di Mekkah 50 real.
  22. Cobain es krim di Mekkah, rasa mangga endeus
  23. Cobain jus buah mangganya enyaaak
  24. Cobain jajanan macam roti, jus, susu yang dijual di supermarket. Yah alasannya pengen tau aja sih rasanya, ya kali beda *alasan macam apa ini
  25. Cobain juga makanan khas sana, nasi kabsah kalau gak salah *gak salah? ya berarti benar ada roti, nasi, ayam n kambing.
Eh, eh pemirsa ada bagian 2 nya loh, ikutin terus postingan saya ya *saelaaah.